Bisnis Online
Bisnis Online saat ini bukan lagi menjadi istilah
asing di Indonesia, baik kita yang kesehariannya terbiasa menggunakan internet
ataupun tidak. Apapun definisi yang diberikan untuk Bisinis Online ini, yang jelas
pelaku bisnis ini memperolah keuntungan dari adanya internet.
Sebagian orang
mendefinisikan bahwa bisnis online adalah sesuatu
aktifitas bisnis baik jasa maupun produk yang ditawarkan melalui media internet
mulai dari negoisasi hingga kegiatan transaksinya, seperti menjual software,
ebook dan sejenisnya tanpa harus bertatap muka dengan customer.Saya sendiri
cenderung lebih setuju apabila Bisnis Online didefinisikan sebagai “sesuatu aktifitas
bisnis yang sebagian atau seluruh kegiatannya dilakukan melalui media internet”
apapun jenis bisnisnya dari mulai menjual hasil bumi hingga mobil. Dengan kata
lain meski kita hanya seorang marketing dari sebuah perusahaan dan melakukan
aktifitas marketing melalui media internet, bisa disebut sebagai pelaku bisnis online.
Bahkan yang luar
biasa adalah, jika kita memiliki kemampuan memasarkan di internet, sangat
terbuka kesempatan luas untuk dapat membantu memasarkan produk-produk orang
lain baik perorangan maupun perusahaan-perusahaan dengan pendapatan yang
menggiurkan.
Bisnis Online
terdiri dari 2 kata yakni Bisnis dan Online. Bisnis adalah suatu usaha
atau aktivitas yang dilakukan oleh kelompok maupun individual, untuk
mendapatkan laba dengan cara memproduksi produk maupun jasanya untuk memenuhi
kebutuhan konsumennya.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa Bisnis Online
adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan di media internet untuk
menghasilkan uang. Seperti halnya sebuah kegiatan bisnis di kehidupan nyata,
bisnis online yang di jalankan via Internet ini pun memiliki tujuan yang sama
yaitu menghasilkan suatu keuntungan.
Cara Sukses
Usaha Bisnis Online
Berikut ini akan dijelaskan secara lengkap tentang
bagaimana cara sukses usaha bisnis online. Adapun dalam tulisan ini akan
dipaparkan 10 cara sukses bisnis online yang tentunya akan sangat bermanfaat
Anda baca:
1. Tentukan Tujuan
1. Tentukan Tujuan
2. Riset Pasar
3. Jangan Ditunda
4. Lakukan Bertahap
5. Perluas Jaringan
4. Lakukan Bertahap
5. Perluas Jaringan
6. Marketing
7. Berani Ambil Resiko
8. Harus Fokus
9. Jangan Bosan
Tuesday,
June 25, 2013 |
Kami ambil salah satu contoh kasus
penipuan jual beli online pada sebuah blog dengan alamat blog www.batavia-olshop.blogspot.com.
Modus yang digunakan yaitu dengan menampilkan barang-barang elektronik dengan
harga murah di bawah harga pasar untuk menarik pembeli agar melakukan jual beli
secara online.Untuk meyakinkan para korbannya di blog tersebut
dilampirkan surat ijin tempat usaha, KTP si pemilik tempat usaha tersebut, dan
testimoni-testimoni untuk meyakinkan calon pembeli agar mau bertransaksi dengan
mereka, tetapi ada hal yang aneh dari beberapa testimoni tersebut, testimoni
dibuat sepihak oleh si pemilik blog tanpa membuka testimoni baru dan testimoni
nya terkunci.
Pada mekanisme transfer bank, di blog tersebut tidak menampilkan nomor rekening yang digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran, mekanisme pembayaran dilakukan setelah calon pembeli menanyakan barang yang akan dibeli dan menanyakan berapa harganya dan mengirimkan informasinya ke nomor HP sesuai yang tertulis di alamat blog, setelah itu si korban akan mengirimkan nomor rekeningnya melalui sms kepada si pelaku. Setelah calon pembeli/korban mengirimkan nomor rekeningnya, calon pembeli yang tergiur akan murah nya barang tersebut langsung mentransfer uang sesuai dengan harga barang dan menginformasikan kembali kepada si pelaku bahwa uang telah ditransfer. Tetapi apa yang terjadi? Si pemilik blog menginformasikan kepada si pembeli bahwa ia telah melakukan pengiriman barang sesuai yang di pesan oleh pembeli tetapi ada kesalahan. Kesalahannya yaitu bahwa si penjual telah mengirimkan kepada si pembeli sebanyak 3 buah barang padahal si pembeli hanya memesan 1 buah barang yang dipesan, maka dengan demikian si pelaku meminta kepada si pembeli untuk mentransfer kembali sejumlah uang berikutnya senilai 2 barang yang salah kirim tersebut. Apabila si pembeli tidak mentransfer uang senilai barang yang salah kirim tersebut maka si pelaku tidak mengirim barang tersebut ke si pembeli. Aneh bukan? Kalau memang si penjual seorang seller professional kesalahan pengiriman yang dilakukan oleh si penjual adalah resiko si penjual kenapa ia salah dalam mengirimkan barang ke si pembeli. Kalau memang terjadi salah pengiriman barang dengan mengirimkan barang tersebut kepada si pembeli sebanyak 3 buah barang seperti yang diinformasikan oleh si penjual kepada si pembeli, harusnya si penjual memberi tahu/menunjukkan nomor resi pengiriman barangnya.
Karena permasalahannya jadi rumit
dan si pembeli mesti mentransfer sejumlah uang untuk sisa barang yang salah
kirim, akhirnya si pembeli menginformasikan kepada si pelaku bahwa ia ingin
uangnya agar segera dikembalikan dan transaksi dibatalkan, tetapi si pelaku
tetap ngotot tidak mau mengembalikan uang si pembeli dan diajak untuk ketemuan
secara baik-baik, juga si pelaku tidak mau diajak untuk ketemuan. Dan si pelaku
tetap saja masih broadcast melalui BBM bahwa ia menjual barang-barang
elektronik murah dan blognya juga masih aktif. Dan saat ini si pembeli telah
diremove di pertemanan contact Blackberry.
Analisis :
Dari kasus bisnis online diatas
bahwa konsumen atau pembeli harus lebih waspada dengan banyaknya penjualan
online dengan modus yang berbeda-beda. Tetapi tidak semua bisnis online
melakukan penipuan seperti itu ada juga penjualan online yang jujur. Sehingga
pembeli diharapkan lebih cermat dalam melakukan pembelian secara online.
Selain itu, penjual seharusnya jujur dan bisa bertanggung
jawab atas produk yang ditawarkan agar konsumen atau pembeli tidak kecewa dan
kasus seperti ini diharapkan tidak terulang lagi karena merugikan si pembeli
atau orang lain.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar